JAKARTA – Ulasan terhadap Manus yang tersebut muncul pada media sosial beragam, dari yang sangat antusias hingga mengecewakan.
Sebuah agen kecerdasan buatan (AI) baru dengan syarat China yang mana diklaim mampu bekerja secara mandiri tanpa campur tangan manusia sudah memicu perbincangan pada kalangan industri, di dalam mana sebagian pihak merespons kemunculan Teknologi AI yang disebutkan dengan kekhawatiran, sementara yang digunakan lainnya merasa kecewa.
Perusahaan startup Butterfly Effect telah dilakukan mengembangkan asisten digital berbasis Artificial Intelligence bernama Manus secara diam-diam selama setahun terakhir, ungkap salah satu pendirinya, Yichao “Peak” Ji, pada video peluncuran yang mana diunggah pada YouTube.
“Kami melihatnya sebagai paradigma baru pada kolaborasi antara manusia lalu mesin, juga kemungkinan pandangan awal dari AGI,” ujarnya, merujuk pada artificial intelligence umum (AGI) yang digunakan bertujuan untuk berpikir seperti manusia.
Manus memulai tahap peluncuran dengan undangan terbatas pada minggu lalu, dengan akses yang mana sangat terbatas ke acar tersebut.
Ulasan terhadap Manus yang muncul di dalam media sosial beragam, dari yang tersebut sangat antusias hingga mengecewakan.
“Sudah mencoba, kemudian ini benar… Manus adalah alat Teknologi AI paling mengesankan yang tersebut pernah saya coba,” kata Kepala Desain Layanan Hugging Face, Victor Mustar, di sebuah unggahan pada X.
“Kemampuan agensinya luar biasa, mendefinisikan ulang apa yang mungkin saja dilakukan.”
Namun, kritik juga muncul, termasuk keluhan bahwa Manus kesulitan pada tugas mudah seperti memesan tiket pesawat, juga rutin mengalami kesalahan atau terjebak di area loop yang mana tak berujung.