JAKARTA – Menteri Kondisi Keuangan Kreatif/Kepala Badan Perekonomian Kreatif (Menekraf/Kabekraf) Teuku Riefky Harsya menemui Menteri Koordinator (Menko) Area Perekonomian Airlangga Hartarto di tempat Gedung Ali Wardhana, Kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta, Selasa (25/3/2025). Menekraf Riefky berkoordinasi dengan Menko Airlangga guna mendiskusikan peningkatan akses pendanaan bagi pelaku kegiatan ekonomi kreatif (ekraf), termasuk optimalisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) juga skema pendanaan lainnya.
Dalam pertemuan itu, Menko Airlangga menegaskan bahwa pemerintah masih meninjau jumlah keseluruhan KUR yang didistribusikan tanpa adanya batasan. Namun, ia menekankan pentingnya peran Kemenekraf sebagai kurator untuk memverifikasi KUR tepat sasaran bagi pelaku ekraf.
“Salah satu tantangan yang mana dihadapi adalah penilaian terhadap Kekayaan Intelektual (KI) sebagai aset yang dimaksud belum terlihat secara konkret di mekanisme pembiayaan,” ujar Airlangga ketika menerima kunjungan Kemenekraf.
Sementara itu, Menekraf Riefky menyatakan bahwa pemerintah berupaya memperluas akses pendanaan, khususnya bagi sektor animasi, perfilman, event, juga musik. Dia membeberkan, pada waktu ini belaka 10 dari 17 subsektor dunia usaha kreatif yang dimaksud mendapatkan akses KUR.
“Kami menggerakkan adanya skema khusus yang dimaksud memungkinkan pelaku sektor kreatif mendapatkan pinjaman berbasis aset KI. Dengan pendekatan ini, lapangan usaha perfilman misalnya, sanggup mengakses KUR hingga Rp10 miliar,” kata Riefky.
Selain itu, Kemenekraf juga mengusulkan kebijakan pembebasan cukai bagi lapangan usaha perfilman lalu event, termasuk alat-alat produksi yang mana digunakan pada penyelenggaraan acara musik lalu festival. Rencana ini diharapkan dapat menarik lebih banyak berbagai produksi film internasional ke Indonesia kemudian meningkatkan daya saing bidang kreatif lokal.

Dalam sektor teknologi, Kemenko Perekonomian menyarankan untuk turut mengupayakan skema insentif bagi pengembang perangkat lunak (software development) yang tersebut berorientasi ekspor. “Produk digital memiliki nilai dunia usaha tinggi dan juga berkontribusi di penciptaan lapangan kerja berkualitas. Dengan dukungan skema insentif yang tepat, sektor ini dapat tumbuh lebih tinggi pesat,” ujar Airlangga.