Rupiah Ambruk hingga Sentuh Rp16.622, BI Sebut Beda Cerita dengan Krismon 1998

Rupiah Ambruk hingga Sentuh Rp16.622, BI Sebut Beda Cerita dengan Krismon 1998

JAKARTA – Kepala Departemen Kebijakan Makroprudensial Bank Indonesia (BI) , Solikin M. Juhro menegaskan, bahwa meskipun nilai tukar rupiah ketika ini melemah hingga menyentuh Rp16.600 per dolar AS, kondisi dunia usaha Indonesia masih sangat jauh berbeda dengan krisis moneter (krismon) 1998 .

Menurut Solikin, kurs rupiah pada 1998 mengalami depresiasi tajam dari Rp2.800 secara langsung ke Rp16.900 per dolar Amerika Serikat pada waktu singkat. Saat itu pangsa keuangan Indonesia belum dalam, lalu cadangan devisa semata-mata sekitar USD20 miliar, jarak jauh lebih tinggi kecil dibandingkan dengan kondisi ketika ini yang digunakan mencapai USD150 miliar.

“Fundamental ekonomi kita pada waktu ini berjauhan lebih besar kuat dibandingkan 1998. Saat itu kerentanan sektor keuangan dan juga utang tidak ada terdeteksi dengan baik. Namun sekarang kita miliki mekanisme deteksi dini juga pencegahan yang digunakan lebih lanjut baik melalui Komite Kestabilan Sistem Keuangan (KSSK),” ujar Solikin pada Taklimat Dunia Pers pada Gedung BI, Rabu (26/3/2025).

Menurutnya, tekanan terhadap rupiah pada waktu ini masih pada batas wajar dan juga relatif moderat dibandingkan dengan negara lain. Solikin menegaskan bahwa Bank Indonesia terus memantau pergerakan nilai tukar dan juga mengambil langkah-langkah yang mana diperlukan untuk menjaga stabilitas ekonomi.

“Depresiasi rupiah kali ini terjadi secara bertahap, tidak ada seperti 1998 yang dimaksud terjadi sangat drastis. BI terus berada di area lingkungan ekonomi untuk menjaga agar nilai tukar masih sesuai dengan mekanisme bursa kemudian fundamental ekonomi,” tambahnya.

Solikin optimistis, bahwa tekanan terhadap rupiah bersifat sementara kemudian akan mereda seiring dengan perbaikan sentimen pasar. Ia juga menekankan, bahwa Indonesia masih termasuk pada kelompok negara dengan kinerja ekonomi yang tersebut kuat.

“Kita harus meninjau kondisi ini secara utuh. Fundamental perekonomian kita tetap saja solid, kemudian Indonesia termasuk di area antara negara dengan performa perekonomian terbaik dibandingkan negara-negara sejenis,” tutupnya.

Perlu diketahui, rupiah hari ini ditutup menguat 24 poin atau 0,14% ke level Rp16.587 per dolar AS. Adapun rupiah sempat jatuh ke level yang mana hampir seperti kondisi krisis 1998.

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah pada Selasa (25/3) sempat ambruk sangat pada hingga menyentuh level Rp16.640 per dolar Negeri Paman Sam di area pukul 09.46 WIB, menyeberangi titik tertingginya pada intraday 23 Maret 2020 yang menyentuh sikap Rp16.620 per dolar AS.

Angka yang dimaksud masih terapresiasi meskipun belum menyeberangi tempat 1998 yang mana sempat menyentuh level Rp16.800 per dolar Negeri Paman Sam di area intraday 17 Juni.