UMKM Jangan Dipandang Sebelah Mata, Menteri Maman Minta Ganti Kata Pelaku jadi Pengusaha

UMKM Jangan Dipandang Sebelah Mata, Menteri Maman Minta Ganti Kata Pelaku jadi Pengusaha

JAKARTA – Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan juga Menengah (UMKM), Maman Abdurahman menegaskan, agar UMKM jangan dipandang sebelah mata. Menurutnya, penyebutan “Pelaku” bagi pegiat UMKM harus diubah menjadi “Pengusaha” dikarenakan kontribusinya yang dimaksud sangat besar bagi perekonomian nasional.

“Mulai hari ini saya menghimbau jangan lagi panggil beliau-beliau ini dengan sebutan pelaku UMKM. Soalnya saya belum pernah ketemu kata pelaku dipadankan dengan hal-hal yang mana positif. Pelaku pencurian, pelaku pembunuhan,” kata Menteri UMKM , Maman di diskusi panel bertajuk ‘Pahlawan Perekonomian Bangsa: Kekuatan UMKM untuk Mendorong Pertumbuhan Kondisi Keuangan 8%’, Mulai Pekan (17/3/2025).

“Jadi mulai hari ini saya ingin meminta semuanya mengumumkan semua pegiat UMKM dengan kata entrepreneur UMKM . Empat tahun yang dimaksud lalu mereka ini pahlawan sektor ekonomi negara. Pada ketika Indonesia diluluh lantakan Covid-19, beliau-beliau ini yang dimaksud menjaga kegiatan ekonomi lalu sebagai backbone dunia usaha negara,” lanjutnya.

Maman juga menekankan pentingnya merubah pola pikir pada merancang sektor UMKM di tempat Indonesia. Ia mengibaratkan UMKM seperti semut yang tersebut tersebar di area seluruh negeri harus diakomodir dengan pendekatan yang mana berbeda, yakni dengan menciptakan daya tarik agar UMKM datang untuk pemerintah dan juga lembaga terkait.

“Kita harus menciptakan gula. Salah satunya adalah dengan menghadirkan program-program yang menarik, seperti yang dilaksanakan Sampurna. Keberadaan pemerintah pada di lokasi ini adalah mempertajam dan juga mempermanis gula yang dimaksud agar entrepreneur UMKM datang dan juga membentuk klasterisasi,” jelasnya.

Salah satu langkah konkret yang dimaksud berada dalam diupayakan adalah digitalisasi UMKM melalui acara Sapa UMKM. Maman mengibaratkan dirinya sebagai dokter yang tersebut harus memahami riwayat kemampuan fisik pasiennya sebelum memberikan diagnosis kemudian solusi.

“Hari ini, meskipun kita sudah ada mencapai berbagai kemajuan, kita masih menghadapi tantangan besar, yaitu belum adanya sistem pendataan yang mana terintegrasi secara nasional. Hampir seluruh institusi, baik swasta maupun BUMN, telah lama berkontribusi luar biasa. Namun, tanpa integrasi kemudian sentralisasi data, kita belum sanggup mendiagnosis secara akurat kesulitan yang mana dihadapi UMKM,” paparnya.

Sebagai solusi, pihaknya berada dalam mengembangkan Super App Sapa UMKM, sebuah wadah digital yang tersebut akan mengintegrasikan seluruh data serta mitra terkait UMKM. Dengan adanya perangkat lunak ini, diharapkan entrepreneur UMKM dapat lebih tinggi mudah mendapatkan akses bursa serta berbagai prasarana pendukung lainnya.

“Setelah data terintegrasi, langkah berikutnya adalah menegaskan akses ke pasar. Ini adalah yang digunakan terpenting,” tegas Maman.

Dengan berbagai langkah strategis ini, Maman optimistis UMKM di tempat Indonesia dapat tumbuh lebih banyak pesat dan juga berkontribusi tambahan besar terhadap perekonomian nasional.